Seiring tubuh yang mengakar
Pedulikah engkau padaku
Sedahan pohon yang terlupakan
Saat semi kuhembuskan nafasku
Saat gugur kulangsungkan hidupku
Walau terik, panas, gersang menyengat
Ku tetap perjuangkan hidup
Tanpa aku, keindahan kan berkurang
Tanpa aku, semua kan musnah
Tiada lagi burung hinggap di dedaunan
Dan bernyanyi melantunkan phasatnya suara
Diatas pohon-pohon kering
By Bambang B
nikmat..! tajam!
ReplyDeletekapan ane bisa puitis gto..
ReplyDeletemhahhahhaha.
keren mas.
Keren Sob.....lestarikan dah tuh Lingkungan biar masih banyak burung yg main hhe...
ReplyDeletepeLan tp daLem
ReplyDeletewah puisi yang diawali dengan bait-bait desperado tapi ditutup dengan bait narcistik... merendah untuk menang, hehehe
ReplyDeletesuatu karya sastra yang indah sobat. Kalau berkenan berkunjung balik yah
ReplyDeleteSalam kenal :)
mantap...
ReplyDelete