Ibu

Pagi menyingsing
Kau bergegas merayapi
Titian rindu yang memanjang
Kakimu yang tak beralas
Menerjangi batuan karang
Yang merangas menantang zaman
Seperti berlomba dengan takdir alam
Yang menyurutkan dan memasangkan lautan harap

Jaring-jaring kecil yang terangkai
Di batang bambu kecil
Berayun menggoda keranjang yang masih kosong

Harapmu pada kebaikan karang
Menangkupi ikan yang terjebak di selanya
Akan menyungging senyum pada raut yang menunggu

Ibu
Ingin kupinang waktu
Yang membisu pada setiap cerita tentangmu
Seakan dia lumpuh
Tak mampu membuka lipatan rindu
Dia menjadi gagu
Tak bisa kurayu, untuk bersanding denganmu

Ibu
Ingin kupanggil angin itu
Yang dulu setia mengiringimu
Mencumbui musim yang berlalu
Ketika tegasnya menyapu bunga dadap
Yang kau lamuri dengan parutan kelapa
Menjadi lauk kita

Ibu
Ingin kusurati hujan
Biar merintikkan cerita
Ketika sumur kita mengering oleh kemarau
Kau kekar diri
Mendorong gerobak
Menanjaki musim yang gersang

Ibu
Ribuan kata memendam tentangmu
Tak cukup untuk kuguratkan
Menggantikan baktiku
Tak cukup tinta yang tumpah
Untuk mengalirkan cerita
Tak cukup lembar kanvas
Melukiskan masamu untuk ku

Hanya rangkaian doaku
Untuk sehatmu


Oleh: A. Raissa